Klaten—Udara dingin subuh membersamai semangat ratusan santriwati PPTQ Ibnu Abbas Klaten (Ibaska) yang memadati Lapangan Basket Gedung Barat SMAIT Ibnu Abbas Klaten, Sabtu (29/9/2018) pukul 05.45 WIB.
Tampak ekspresi bahagia dan antusias yang tinggi santriwati ketika mendengar pesan-pesan dari Wakil Direktur PPTQ Ibnu Abbas Klaten, Ustaz Ali Ghufron, sebelum berangkat menuju Deles Indah, Kemalang, Klaten, sebelum melaksanakan siyahah yang rutin diadakan pondok setiap tahunnya.
Ketua Panitia Siyahah PPTQ Ibnu Abbas Klaten Putri, Ustazah Evi, mengatakan, kegiatan rutin ini bertujuan untuk membentuk karakter santriwati agar bermental baja, memiliki fisik yang kuat dan tahan banting.
“Meskipun akhwat, kita harus membuktikan bahwa kita adalah akhwat yang tangguh. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk menunjukkan betapa indahnya ciptaan Allah dan mempererat ukhuwah antara santri SMP dan SMA Ibaska yang berkumpul dalam satu kelompok,” ujarnya.
Lapangan berdebu dengan hawa dingin menyambut kedatangan santriwati dan para pendamping sekitar pukul 08.20 setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam menggunakan truk. Sebelum memulai perjalanan, sebanyak 615 santriwati dari SMP dan SMA, ditambah 45 santri Ma’had Aly berbaris di lapangan untuk melaksanakan briefing dan pemanasan sebelum memulai pendakian.
Matahari yang naik semakin tinggi tak menyurutkan semangat para santriwati untuk menempuh perjalanan sejauh 5 kilometer dengan trek menanjak dan medan bebatuan. Siyahah berjalan dengan lancar. Sesekali berhenti di setiap pos untuk melepas lelah atau mengisi ulang tenaga.
Pukul 15.10, lebih cepat dari perkiraan jadwal, perjalanan selesai di Pos 11. Siyahah ditutup dengan petuah singkat dari Ustaz Ali, dan pembagian hadiah sebagai apresiasi bagi kelompok yang paling kompak, setia, dan ceria.
“Hidup tidak selalu mudah. Hanya dengan tekad yang kuat kita dapat melaluinya. Seperti perjalanan yang kita lalui tadi, ada yang naik, landai, menanjak, terasa berat, dan seperti itulah kehidupan. Kadang kita merasa berat dalam menghafal Al-Qur’an atau di saat belajar. Namun yakinlah, ada saatnya kita berada dibawah, tertatih untuk naik atau beristirahat melepas lelah. Life is never flat,” nasihatnya sebelum acara ditutup.
Salah satu santriwati kelas 11, Fathiyya, menyampaikan sangat berkesan dengan siyahah tahun ini. Menurutnya, dalam siyahah kerja sama dan solidaritas begitu dibutuhkan.
“Siyahah kali ini beda sama kemarin. Banyak hal yang bisa saya ambil pelajaran selama perjalanan. Lebih membutuhkan kesabaran dan menumbuhkan solidaritas antar anggota kelompok,” pungkasnya
Laporan: Kamila Aulia/Azima
Editor : RK