G
N
I
D
A
O
L

Guru SMPIT Ibnu Abbas Jadi Motivator di Acara Kemendikbud

Klaten—Guru SMPIT Ibnu Abbas Klaten, Ustaz Umarulfaruq Abubakar, Lc., M.H.I. menjadi salah satu pembicara dalam diskusi interaktif  pada kegitan pendidikan karakter (Pendekar) inspiratif 2018, di RSPDN Klaten, Rabu, (11/4/2018).

Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Sejarah, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Klaten. Pesertanya mulai dari siswa SD dan SMP beserta para guru yang mencapai 1.500 orang.

“Bupati Klaten Sri Mulyani hadir untuk membuka acara tersebut. Sedangkan dari Kemendikbud di hadiri Direktur Sejarah Triana Wulandari,” ujar Ustaz Umar.

Ustaz Umar (Jas Hitam) bersama Kepala SMPIT Ibnu Abbas Klaten Ustaz Achmad Budiarto, di acara Pendidikan Karakter (Pendekar) Inspiratif 2018, di RSPDN Klaten, Rabu, (11/4/2018).

Sebelum dilaksanakan dialog interaktif, peserta nonton bareng film yang berjudul Sayap Kecil Garuda. Film ini disutradarai Aditya Gumay.

“Alhamdulillah SMPIT Ibnu Abbas dipercaya memberikan motivasi pendidikan pada sesi dialog interaktif,” terangnya.

“Saya mewakili SMPIT Ibnu Abbas untuk menyampaikan materi bersama 3 pembicara lainnya. Yakni dari Kemendikbud, Diknas Kalten, dan Sutradara Aditya Gumay,” imbuh Ustaz Umar.

Guru  SMPIT Ibnu Abbas Jadi Motivator di Acara Kemendikbud

Dalam dialog tersebut, pihaknya menyampaikan pentingnya karakter dalam kehidupan nyata. Menurutnya, orang tidak perlu pintar dan kaya, kalau punya karakter akan mudah diterima dalam pergaulan.

“Dalam Islam karakter itu disebut akhlak, dan itu menjadi misi Rasul. Karakter itu dipengaruhi oleh nilai yang diyakini,” paparnya.

Nilai tersebut, imbuh Ustaz Umar, dipengaruhi oleh ilmu, budaya dan keteladanan guru. Untuk itu, yang paling utama dalam pendidikan ialah penanaman Tauhid sejak dini.

“Seperti diutuskan Rasululullah sebagai penyempurna akhlak. Beliau mulai dulu dari Tauhid,” ujarnya.

“Karakter itu prosesnya panjang tidak bisa instan, maka harus dimulai dengan dasar yang kuat yakni nilai yang diyakini,” tegasnya.

Ustaz Umar menambahkan, tidak sedikit guru yang beranggapan bahwa murid saat ini lebih nakal dibandingkan zaman dulu. Menurut Ustaz Umar tidak demikian, sebab kenakalan murid sekarang dan dulu tidak jauh beda. Namun yang membedakannya guru zaman dahulu lebih sabar menghadapi murid.

“Sehingga kita sebagai guru harus menumbuhkan kesabaran yang  tinggi dan kasih sayang dalam mendidik,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *