Klaten—SMPIT Ibnu Abbas Klaten menggelar daurah tazwid khirijin bagi calon alumni angkatan ke IX, di Aula Lantai 2 Masjid Ibnu Abbas Klaten, Rabu, (2/5/2018)
Kegiatan ini bertajuk “cerdas, kreatif, dan berkarakter kuat”. Dan diikuti seluruh santri putri maupun putra kelas 9.
“Lewat daurah ini santri diberikan materi sehari penuh dan besoknya outing class,” ujar Kepala SMPIT Ibnu Abbas Klaten, Ustaz Achmad Budiarto, S.Pd.
Menurutnya, acara ini bertujuan untuk pembekalan para santri yang sudah purna studi di pondok. Mereka (para santri) walaupun sudah lulus dan menjadi alumni diharapkan tetap menjaga almamater (PPTQ Ibnu Abbas Klaten) dengan baik .
“Apapun yang antum lakukan di luar nanti, nama Ibnu Abbas yang antum bawa,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur PPTQ Ibnu Abbas Klaten, Ustaz Dr. Muh. Mu’inudinillah Basri M.A., menyampaikan arahan terhadap calon alumni mengenai pemuda yang didambakan oleh umat. Beliau mengajak merenungi profil pemuda dalam Al-Qur’an maupun Sunnah.
“Pemuda zaman dahulu usai 14-15 tahun, bahkan 12 tahun sudah memiliki cara berfikir dewasa. Kalau usia kalian 14 atau 15 tahun, maka sudah melewati masa kekanak-kanakan,” jelasnya.
Beliau mencontohkan di antaranya Nabi Ibrahim Alaihi salam, walaupun masih kecil namun sudah berfikir dewasa. Dan kala itu, nabi Ibrahim berhasil menghancurkan berhala. Kemudian contoh lain yakni pemuda Ashabul Kahfi, saat itu dengan usianya yang masih muda sudah melakukan perubahan.
“Kalau kalian ingin dibanggakan Allah, maka jadilah pemuda yang tidak memiliki sifat kekanak-kanakan,” terangnya.
Ustaz Muin juga menjelaskan bahwa pemuda dalam Sunnah ialah yang seimbang dengan prestasi yang besar yang dimiliki. Pemuda tersebut tumbuh berkembang hanya beribadah kepada Allah dan tidak tergoda oleh syahwat dunia.
Untuk itu, imbuh Ustaz Muin, agar menjadi pemuda dambaan umat diperlukan pondasi, yakni pilar-pilar kesalehan. Pertama, iman yang kuat kepada Allah harus dibangun. Kedua, tidak tergoda terhadap makhluk. Ketiga, iman dengan keagungan Islam. Keempat, keyakinan akan tidak kekalnya dunia, sebab yang kekal hanyalah akhirat. Dan kelima, menghadirkan kematian di pelupuk mata.(RK)