Klaten—Persaudaraan awal-awal ini masih dekat, tetapi semakin lama akan pudar kalau tidak dijaga. Oleh karena itu, lakukan silaturahmi, jangan kaku untuk mudah menyapa.
Hal itu disampaikan Kepala Unit Penjamin Mutu, Penelitian, Pengembangan dan Tarbawi PPTQ Ibnu Abbas, Ustaz Ali Hufron, SIP., saat memberikan materi “Potensi dan Jaringan Alumni dalam Dakwah” pada acara Dauroh Tazwidud Du’at (TA’AT) via daring untuk seluruh kelas 12 tahun pelajaran 2019/2020 yang sudah lulus dari PPTQ Ibnu Abbas, Kamis, (25/6/2020).
Ustaz Ali mengungkapkan untuk menguatkan silaturahmi antar alumni maupun alumni dengan pondok, maka diperlukan empat simpul kekuatan. Adapun empat simpul tersebut sebagai berikut:
Pertama, تعارف, masing-masing dari kita mungkin baru tahu nama dan sifat-sifatnya. Maka dari itu, jadikan itu pegangan untuk selalu dalam doa-doa kita. Sebutkan nama-nama saudaramu! Mintakan kepada Allah diam-diam dan itulah yang Allah kabulkan. Dalam doa-doa itulah akan menggetarkan hati hati kita.
Kedua, تفاهم, saling memahami. Kita mungkin baru tahu sifat-sifat saudara saudara kita. Sifat yang baik akan menjadi kenangan indah. Sedangkan kalau ada aib, kita coba untuk tidak kita bicarakan, kita simpan agar tidak menyinggung perasaan. Itu ikatan simpul sebuah jaringan.
“Mungkin 10 tahun lagi kalian menjadi orang-orang sukses. Kalau kalian diberikan rezeki yang banyak maka bantulah teman-teman kalian yang membutuhkan bantuan,” tegasnya.
Ketiga, تعاون, ta’awun, kerja sama antar alumni. Misalnya kalian bisa bantu teman kalian yang ingin membuat cabang PPTQ Ibnu Abbas.
Keempat, تكافل , saling menanggung. Kenapa? Kenapa jaringan itu penting? Karena dengan jaringan itu bisa saling menguatkan yang rapuh. Penguat dalam tarbiyah ini ketika sudah meniatkan untuk bertanggungjawab kebaikan dalam masyarakat. Kalau ada yang saling mengulurkan tangan, maka itu akan sangat membantu.
Selanjutnya, Ustaz Ali berpesan agar para santri tidak lupa mengamalkan ayat Al-Qur’an surah Al-Imron ayat 104 untuk menguatkan ke empat simpul di atas, “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
“Kita sama. Kita golongan Da’i yang menyuruh kepada kebaikan, amar ma’ruf nahi mungkar. Dan kita termasuk dalam golongan itu. Spesifik dalam golongan tarbiyah.”
Beliau menambahkan, ketika dikampus, maka saudara-saudara kalian akan menyambut kalian. Maka dari itu, ini menjadi wasilah untuk orang-orang yang beruntung, jadikan setiap langkah hidup kita menjadi kebaikan dunia dan akhirat.[ ] (Humas dan Media)