ibnuabbasklaten.com-Menutup semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022, Kuttab Ibnu Abbas Klaten mengadakan pertemuan orang tua murid dan guru (POMG), Sabtu, (18/12/2021).
Acara yang dilaksanakan pukul 08.00 WIB ini dihadiri oleh seluruh wali santri dan para asatidzah. Tampak para tamu sangat antusias mengikuti acara POMG ini.
Acara diawali dengan lantunan tilawah surah al-Baqarah yang dibacakan oleh salah satu santri kuttab, Nadzra Almeera Dzaky dengan harap keberkahan mengiringi acara itu.
Dalam sambutannya, Kepala Kuttab Ibnu Abbas Klaten, Ustaz Kusyaeni, S.Pd.I menyampaikan terimakasih atas kehadiran seluruh wali santri dalam acara POMG ini. Tidak lupa beliau menyampaikan permohonan maaf atas segara kekurangan dalam hal penyambutan dan penyediaan tempat. Semoga dengan kehadiran dan kesederhanaan acara ini, tidak mengurangi keberkahan Allah Ta’ala.
“Buat santri Sebaliknya untuk santri yang belum mencapai target untuk tidak berkecil hati, bersemangat lagi di semester 2”, lanjutnya.
Terakhir beliau mengharapkan agar capaian ilmu yang telah diraih ananda semua, bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Karena ilmu itu tidak hanya sekedar kumpulan ilmu-ilmu pengetahuan, namun ilmu untuk diamalkan.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan taujih dari Ustaz Dr. Hakimuddin Salim, L.c., M.A bertemakan “Keberkahan Ilmu tergantung Adab pada Guru”. Beliau menyampaikan bahwasanya faktor yang mempengaruhi keberkahan ilmu seorang anak ada 3 hal yaitu, adab orang tua kepada pendidik yang berjasa mendidik anak-anaknya, adab dari sang anak dan adab seorang pendidik itu sendiri, apakah ia mendidik masih bertendensi pada keduniawiaan.
Beliau juga menjelaskan bahwa adab atau akhlaqul karimah adalah perintah Allah Swt. dan Rasul-Nya secara syar’i, banyak sekali hadis ataupun riwayat yang menjelaskan tentang khusnul khuluq atau adab, bahkan sebagiannya Rasulullah Saw. kaitkan dengan tingkat keimanan seseorang dengan hari akhir.
Sebagaimana hadis,
“مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ”
“Barang siapa yang beriman dengan hari akhir maka hendaklah memuliakan tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah memuliakan tamu.”
Kemudian beliaupun melanjutkan beberapa hal tentang mulianya seorang pendidik. Pertama, pendidik adalah orang yang dikatakan Allah Ta’ala, sebagaimana hadits,
“خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ”
“Yaitu orang terbaik dimana ia mengajarkan al Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.”
Dari hadits itu Allah Ta’ala statuskan para pendidik sebagai khoirunnass , sebaik-baik manusia.
Kedua, pendidik juga manusia yang disabdakan Rasulullah Saw.
“Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi sampai semut di sarangnya dan ikan di lautan turut mendoakan kebaikan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia “ (HR. At-tirmidzi)
Beliaupun menjelaskan bahwasannya Konsep yang diterapkan para mu’allim dalam pendidikan, terkhusus ‘kuttab’ yaitu
الأدب قبل العلم و الإيمان قبل القرآن
“Adab sebelum ilmu dan iman sebelum Qur’an”
Karena setiap orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang beradab, maka tidak akan tercapai bila mana tidak ada qudwah dari orang tua. Uslubul qudwah As saalihat atau metode teladan yang baik adalah cara yang efektif untuk menumbuhkan adab anak. Salah satu qudwah shalihat yaitu menempatkan adab orang tua atau ikhtirom kepada mu’allim sang anak.
Lalu bagaimana letak keberkahan ilmu dari sang anak? Mudir pondok pesantren Ibnu Abbas menyampaikan; Pertama, soal motivasi bagi para mu’allim , diantara yang menguatkan seorang pendidik adalah sikap dari wali santri dan ihtiram kepada mu’allim sang anak. Mereka menguatkan, mendukung penuh terhadap proses pendidikan sang anak, maka hal itu menjadi motivasi bagi mu’allim, sehingga hasil tarbiyah kepada anak didikpun akan semakin kuat.
Kedua, ‘من لا يشكر الناس لا يشكر الله’ Siapa yang tidak bersyukur kepada manusia yang berjasa kepadanya maka dia belum bersyukur kepada Allah, barang siapa yang tidak berterima kasih kepada orang yang berjasa mendidik anak kita, dia belum berterimakasih kepada Allah Ta’ala. Maka dari itu, penting sekali berterimaksih kepada siapapun yang berbuat baik dan Allah akan tambahkan nikmat-Nya kepadanya, sebagaimana ayat,
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.
Setelah itu acara ditutup dengan do’a dari
Ustaz Dr. Hakimudin Salim, L.c.,M.A. Para wali santri yang menghadiri terlihat khusyuk dalam lantunan do’a-do’a. Hingga pada akhirnya sesi pembagian raport oleh asatidzah Kuttab Ibnu Abbas Klaten. (Humas Kuttab IA/Ed-Raihan Zadu Jihad)