ibnuabbasklaten.com- Direktur PPTQ Ibnu Abbas Klaten, KH Muhammad Uqbah Azis, Lc MH, menyampaikan pesan mendalam dan penuh makna dalam Khutbah Wada’ pada prosesi Wisuda Kuttab bertajuk “Haflah Takharruj wa Takrim Santri Kuttab tahun pelajaran 2024/2025”, yang diselenggarakan dengan khidmat pada jumat pagi (13/6/2025).
Dalam khutbahnya, Ustadz Uqbah mengajak para wisudawan untuk meneladani semangat menuntut ilmu dari tokoh besar Islam, Abdullah bin Abbas. Ia membuka khutbah dengan mengingatkan kemuliaan waktu pelaksanaan haflah tersebut.
“Hari ini kita berada di hari yang mulia, bulan yang mulia, dan dalam suasana yang penuh kebahagiaan. Kebaikan hari ini, insyaAllah, akan melahirkan kebaikan-kebaikan berikutnya,” tutur beliau.
Ustadz Uqbah menukil kisah ketika Ibnu Abbas, seorang sahabat Rasulullah SAW yang dikenal sebagai “Tinta Umat dan Lautan Ilmu”, merasakan kehilangan besar saat wafatnya Nabi Muhammad SAW. Saat itulah Ibnu Abbas menyadari pentingnya segera menimba ilmu dari para sahabat yang masih hidup. Ia belajar dari siapa pun baik yang tua maupun mudadengan penuh semangat dan kerendahan hati, bukan demi pujian atau kehormatan, tetapi demi mendapatkan kemuliaan dari ilmu itu sendiri.
“Ibnu Abbas tidak menunggu waktu. Ia belajar dari siapa saja. Ia tidak mengandalkan pujian, keistimewaan, atau hafalan semata, melainkan karena ia menginginkan keberkahan dari ilmu,” jelasnya.
Dalam khutbah tersebut, Ustadz Uqbah juga menyinggung semangat para ulama seperti Imam Ar-Rozi yang berjalan berkilo-kilometer hanya untuk mendapatkan satu hadits atau satu ayat Al-Qur’an. Ia menekankan pentingnya kesungguhan, rasa syukur, dan kesabaran dalam proses belajar.
“Menuntut ilmu bukan hanya perkara hafalan, tapi proses yang panjang, melelahkan, kadang membuat minder atau dihina. Tapi mereka yang bersabar akan meraih maqam derajat tinggi yang tak sekadar berupa gelar, tapi keberkahan dan kebermanfaatan,” ungkapnya.
Ustadz Uqbah menegaskan bahwa Khutbah Wada’ ini bukanlah perpisahan dalam makna konvensional, tetapi justru permulaan menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tangga menuju ilmu yang lebih luas dan tanggung jawab yang lebih besar.
“Jika hari ini kalian telah menghafal 7 juz, maka besok targetnya harus naik menjadi 14 juz, hingga 30 juz. Ini bukan akhir, tapi awal perjalanan baru,” tegasnya.
Ia juga menyinggung pentingnya komitmen terhadap pendidikan Islam sejak usia dini, serta mewaspadai stigma negatif terhadap pendidikan Kuttab yang kerap dianggap ekstrem atau tidak modern.
“Justru dari pendidikan dasar seperti Kuttab inilah lahir profil-profil hebat. Adab sebelum ilmu, adab sebelum Al-Qur’an, dan ilmu sebelum amal. Itu jangan sampai kita lupakan,” pesannya.
Menutup khutbahnya, Ustadz Uqbah menyerukan kepada seluruh elemen pendidikan dan masyarakat untuk menjaga ritme pendidikan Islam yang utuh dan tidak setengah-setengah. Ia menekankan bahwa pendidikan berbasis Al-Qur’an harus melahirkan pribadi yang bukan hanya taat, tapi juga mampu menjaga diri dari kemaksiatan.
“Kita ingin mencetak generasi seperti Ibnu Mas’ud, Ibnu Umar tokoh yang namanya harum sampai hari ini karena keilmuan dan akhlaknya. Mari jaga komitmen kita pada pendidikan Islam,” pungkas beliau.
Pada Haflah Takharruj wa Takrim tahun ini, sebanyak 61 santri kelas Saadis (kelas 6) resmi diwisuda, terdiri dari 32 santri putra dan 29 santri putri.[]