ibnuabbasklaten.com – Bertempat di Aula Kuttab Ibnu Abbas Klaten, Perasatuan Orangtua Santri Kuttab (POSKU) Ibnu Abbas Klaten menyelenggarakan talkshow yang mengangkat tema Storytelling in Parenting, Sabtu (11/02/2023). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Musyawarah Besar (MUBES) POSKU, yang merupakan forum penyampaian laporan pertanggung jawaban (LPJ) pengurus periode sebelumnya dan pemilihan ketua untuk periode selanjutnya.
Ketua POSKU Periode 2019-2023, Bapak Adnan Ashari, M.Psi dalam sambutannya menyampaikan laporan pertanggungjawaban POSKU selama periode kepengurusan 2021-2023. Acara dilanjutkan dengan agenda musyawarah besar yang dipimpin oleh Ustaz Kusyaeni, S.Pd.I selaku pimpinan sidang. Pada akhirnya, forum menyetujui dan menyepakati bahwa Bapak Adnan Ashari kembali menjabat sebagai Ketua POSKU Periode 2023-2025.
Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan talkshow menghadirkan narasumber seorang konsultan psikologi dan praktisi pendidikan, Bunda Ningrum, Psi. Beliau membawakan materi “Menguatkan Bonding Orangtua-Anak melalui Storytelling”. Dalam pemaparannya, kelekatan (bonding) itu wajib dan penting diupayakan orangtua, bahkan sejak sebelum kelahiran (pranatal). Ketika anak masih dalam kandungan, lantunan murrotal dan doa, sentuhan, cerita, dan obrolan kepada janin itu bermakna dan berguna untuk meningkatkan bonding dengan anak kelak. Setelah buah hati lahir, maka orangtua perlu memperhatikan quality time ketika bersama, bukan sekadar kuantitas, untuk terus membangun bonding yang kuat dengan anak. Jangan sampai anak kita lebih lekat dan dekat dengan orang lain daripada dengan orangtuanya, sehingga lebih memilih curhat dengan yang lain. Orangtua perlu untuk terus menjalin komunikasi yang hangat dan baik dengan anak, namun bukan memanjakannya. Justru anak-anak perlu dididik dengan beragam tantangan ‘rekoso’ untuk membuatnya mandiri. Aktivitas berkisah atau membacakan kisah juga penting dalam membangun kelekatan orangtua dengan anak.
“Membaca itu tidak melulu harus berupa aksara dan tulisan, melainkan bisa juga membaca gambar, membaca ekspresi raut muka, dan yang lainnya.” tuturnya lugas.
Narasumber kedua, Kak Ari Prabowo, seorang pendakwah dari Jogja, anggota dewan syura Persaudaraan Pengkisah Muslim Indonesia (PPMI) yang membawakan tema, “Jurus Mudah Berkisah di Rumah untuk Menenamkan Aqidah dan Akhlaqulkarimah.” Kak Ari menegaskan pentingnya metode berkisah dalam pendidikan dan pengasuhan anak, mengingat lebih dari sepertiga Al-Qur’an berisi kisah. Ini menunjukkan, bahwa Allah menggunakan kisah untuk mentarbiyah manusia. Berdasar temuannya di lapangan, kebanyakan orangtua curhat sulit berkisah di rumah karena bingung mau cerita apa, sulit berintonasi dan berekspresi. Namun pada kenyataannya semua alasan itu hanya karena malu dan malas saja, karena perangkat emosi dan ekspresi untuk bertutur hakikatnya sudah Allah berikan kepada seluruh manusia, semestinya semua orangtua bisa melakukan storytelling asal punya kesadaran dan kemauan. Beberapa simulasi berkisah dengan intonasi dan ekspresi dilakukan bersama para hadirin, membuat suasana sangat cair dan semarak.
“Kalau saja setiap ayah dan bunda asyik dan nyaman bagi putra-putrinya, pasti mereka tidak akan betah berlama-lama dengan gawai.” pungkasnya, mengutip perkataan seorang ahli parenting. (Humas Kuttab IA/Ed-Raihan Zadu Jihad)