G
N
I
D
A
O
L

Prof Hamid Orasi Ilmiah di Haflah Takharruj Tegaskan Huffazh Quran Harus Miliki Akhlakul Karimah

ibnuabbasklaten.com- Rektor Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Prof. Dr. KH. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil., hadir memberikan orasi ilmiah dalam rangkaian Haflah Takharruj wa Takrim ke-16 Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an (PPTQ) Ibnu Abbas Klaten, Sabtu (14/6/2025).

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Hamid mengawali dengan memberikan apresiasi mendalam kepada para huffazh yang telah berhasil menghafal Al-Qur’an.

“Saya menghargai para huffazh karena membaca dan hafal Al-Qur’an itu adalah syafa’at kalian di hari akhir. Tetapi kalau hafalan itu tidak disertai dengan akhlaqul karimah, syafa’at itu tidak akan datang,” tegasnya.

Beliau kemudian menyinggung sejarah keilmuan para sahabat Nabi, termasuk Ibnu Abbas, dalam konteks tahfizhul Qur’an.

“Di sinilah letak perbedaan Islam dengan agama lain. Islam bukan hanya agama yang mengajarkan ilmu, tetapi juga mendorong pengamalan ilmu itu secara nyata,” jelasnya.

Salah satu teladan besar dari generasi sahabat tersebut adalah Ibnu Abbas, yang dikenal sebagai ulama tafsir.

“Kalau sekarang, Ibnu Abbas itu prodi-nya adalah Ilmu Tafsir,” ungkap beliau.

Dalam paparannya, Prof. Hamid juga menyinggung beberapa sahabat lainnya seperti Anas bin Malik yang ahli fiqih dan Abu Hurairah yang fokus pada hadits. Ia berharap, PPTQ Ibnu Abbas Klaten bisa menjadi pusat kajian tafsir dan tempat lahirnya generasi ahli ilmu yang berintegritas.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa pengamalan dari ajaran Rasulullah SAW melahirkan generasi zuhud yang kemudian dikenal sebagai kaum sufi, dan dari mereka lahir cabang ilmu bernama tasawuf.

Pesan penting lainnya yang disampaikan Prof. Hamid adalah tentang pentingnya keimanan yang diwujudkan dalam amal. Ia mengingatkan agar hafalan Al-Qur’an tidak hanya menjadi hafalan kosong tanpa pemahaman halal-haram dan akhlak yang mulia.

“Ketika kalian nanti menjadi mahasiswa S1, S2, bahkan S3, jangan lupakan hafalan Qur’an yang telah kalian raih. Karena iman seseorang itu tergantung seberapa banyak amalnya dari 77 cabang iman yang telah dia lakukan,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya untuk tidak membentuk pola pikir anak-anak agar sekadar mengejar profesi duniawi demi meraih keuntungan materi. Sebaliknya, anak-anak harus dididik untuk senantiasa menjunjung tinggi akhlakul karimah dalam setiap langkah hidup mereka. Apa pun profesi yang mereka tekuni kelak, selama berpijak pada syariat, akidah, dan akhlak, maka mereka akan menjadi pribadi yang bermanfaat  tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.

“Semoga sepuluh tahun lagi, saya bisa kembali ke tempat ini untuk memberikan pidato pembukaan di Universitas Ibnu Abbas,” harapannya terhadap perkembangan PPTQ Ibnu Abbas Klaten disertai dengan tepuk tangan dan takbir dari para hadirin.[]