Klaten—Pelaksanaan Mukhoyam (Kemah) Tarbawi Bhakti Santri untuk santriwati kelas 7 dan 8 Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ibnu Abbas Klaten sukses digelar. Acara tersebut bertajuk “Kokohkan Spirit Pemuda Islam”, dilaksanakan di Kepurun, Manisrenggo, Klaten, Rabu-Jumat (14-16/3/2018).
“Total peserta ada 271 dari 376 santriwati kelas 7 dan 8. Mereka yang ikut mukhoyyam ini merupakan santri yang sudah lolos seleksi,” kata Kepala Kesantrian Putri PPTQ Ibnu Abbas Klaten, Ustazah Ana Urfiyanti, S.Kom.I, M.P.I, Rabu, (21/3/2018).
Menurutnya, seleksi ini sangat penting agar santri yang mengikuti mukhoyyam benar-benar siap secara fisik dan mental. Seleksi peserta mukhoyyam mulai dari kesehatan fisik, riwayat penyakit khusus hingga alergi cuaca. Sebab, mereka akan tidur di tenda dengan kondisi cuaca yang masih musim penghujan tentu fisik harus sehat.
“Bagi yang tidak lolos seleksi, mereka tetap berada di pondok untuk menambah target hafalan. Sedangkan santri yang dalam kondisi sakit, biasanya wali santri langsung berkoordinasi untuk dibawa ke dokter,” paparnya.
Ustazah Urfi mengatakan, dalam pelaksanaan mukhoyyam ini, panitia berjumlah 11 orang dibantu dengan Dewan Ambalan 10 orang, pendamping 11 orang dan Mahasantriwati Mahad ‘Aliy 21 orang. Pada sesi pelepasan peserta, langsung diberikan pengarahan oleh Direktur PPTQ Ibnu Abbas Klaten, Dr Muh. Muinudinillah Basri, MA. Selanjutnya, untuk agenda di mukhoyyam ada latihan fisik, mental, memanah, outbond dan materi pendukung tentang peran santri dan kebencanaan.
“Saat latihan fisik kami kerja sama dengan Green Camp Klaten. Latihan ini berguna agar santri dapat memperkuat jasadiah dan melakukan tadabur ayat-ayat kauniyah Allah Subhanahhu Wa Ta’ala (Swt) yang sudah dihafal untuk diamalkan dalam kehidupan,” jelasnya.
“Ini juga bagian mengamalkan pesan Nabi Muhammad bahwa muslim yang kuat lebih dicintai Allah Swt dibandingkan muslim yang lemah, namun kedua-duanya tetap ada kebaikan,” imbuhnya.
Penguatan Akidah dan Ukhuwah
Sementara itu, pada malam pertama dini hari, para santri wajib mengambil simbol mukhoyyam berupa kain slayer yang ditaruh di kuburan. Hal itu merupakan bagian agenda jurit malam yang melatih keberanian santri untuk tidak takut kepada selain Allah Swt.
“Awalnya peserta mikir aneh-aneh, namun ternyata setelah melakoni ke kuburan tidak terjadi apa-apa. Ini juga bagian menguji akidah mereka,” terangnya.
Ustazah Urfi menambahkan, bahwa pelaksanaan mukhoyyam ini juga bagian untuk mendidik santri dalam melakukan kerja sama melalui berbagai kegiatan outubond. Untuk itu, pasca pelaksanaan ini pihaknya meminta agar ukhuwah mereka tetap terjaga.
“Ini kesempatan santri dalam melakukan kegiatan bersama, kalau di pondok mereka sudah disibukan dengan target masing-masing. Oleh karena itu, ukhuwah yang dididik selama mukhoyyam tetap dijaga dan diperkuat,”pungkasnya. (RK)