G
N
I
D
A
O
L

Mastasia 2022 Ajang Perkenalan Filosofi Pendidikan Ibnu Abbas

ibnuabbasklaten.com-Ratusan santri baru Kuttab hingga Ma’had ‘Aly mengikuti Masa Ta’aruf Santri Ibnu Abbas (Mastasia), Senin-Kamis, (4-7/7/2022).

Acara ini diadakan serentak di Kampus 1 PPTQ Ibnu Ibnu Abbas Klaten Belangwetan untuk santri putri SMPIT dan SMAIT, mahasantri Ma’had ‘Aly, serta santri Kuttab. Kampus 2 PPTQ Ibnu Abbas Klaten Troso untuk santri putra SMPIT dan SMAIT. Kampus 3 PPTQ Ibnu Abbas Klaten Jatinom untuk santri KMI.

Ketua Panitia Mastasia 2022, Ustaz Rachmanto, S.Pd dalam sambutannya mengungkapkan Mastasia merupakan pengembangan dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dari dinas pendidikan. “Kegiatan Mastasia tahun ini mengusung materi-materi yang mengusung 3 pilar kepengasuhan yaitu Pilar Akademik yang bertanggung jawab unit Sekolah, Pilar Tahfidz yang bertanggung jawab unit Ketahfizan, dan Pilar Akhlak yang bertanggung jawab unit Kesantrian,” paparnya.

Turut hadir memberikan materi di antaranya seperti Ustaz Dr. Umarulfaruq Abubakar, Lc., M.HI. (Sekretaris PPTQ Ibnu Abbas Klaten), Ustaz Ali Hufron, S.IP. (kepala BP3MP), dan Ustaz Sidiq Nugroho, Lc. (Kepala Sumber Daya Insani & Tarbawi). Tak ketinggalan, perwakilan dari Polres dan Kodim Klaten turut mengisi acara.

Khususnya pada kesempatan ini, Kepala Unit BP3MP, Ustaz Ali Hufron, S.IP menyampaikan petuahnya berbekal kandungan pesan pada QS. Al’Isra’ ayat 19, bahwa sebuah kesuksesan itu diraih di antaranya dengan 6 hal utama: (1) Araada (punya keinginan yang kuat), kalau tidak ada bagaimana mau bergerak?; (2) Tujuan yang jelas, harus paham apa yang dikejar; (3) Fokus; (4) Mau berusaha; (5) Bersungguh-sungguh; dan (6) Yakin.

“Proses 3 tahun kesungguhanmu, usaha yang kamu lakukan, fokus yang kamu berikan, dan keinginan yang kamu sematkan adalah pembuktian. Hidup ini adalah pembuktian, bukan sekadar klaim. Ingat, liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amala. Untuk mengujimu, amal siapa yang paling baik.” Impian beliau, para santri lulusan Ibnu Abbas Klaten di manapun jabatan atau posisinya kelak bisa menjadi pemimpin yang organisatoris dan mampu membawa pada kebaikan agama,” pungkasnya. [Humas Media : Ust Raihan]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *