Oleh: Dr. Hakimuddin Salim, MA
اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
“(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!” (QS. 2:197)
Ma’asyiral Muslimin Hafizhakumullah
Pertama, mentadabburi ayat-ayat Al Quran, banyak ayat yang bisa kita tarik menjadi inspirasi amal di lembaga yang kita cintai ini.
Satu poin yang kita ambil yaitu ketika Allah menjelaskan tentang ayat haji.
Haji ibadah yang multi dimensi yang menggabungkan antar ibadah ruhiyah, lisaniyah, maliyah, dan paling penting jasadiyah.
Kalau merasakan bagaimana pelaksanaan haji tahun terakhir, sekalipun terdapat banyak kemudahan, kita masih merasakan adanya beban dimensi fisik yang luar biasa. Berat sekali, apalagi dulu ketika turun ayat ini. Tapi orang sering berbekal fisik dan harta. Dan memang tazawwud banyak yang mengartikan ke sana. Orang mengira bakal bicara bekal materi, ternyata Al Quran menunjukkan bekal terbaik, yaitu taqwa.
Apalagi di lembaga pendidikan seperti ini. Kita berinteraksi dengan anak-anak kecil yang hatinya masih bersih dan hanya bisa disentuh dengan hati yang bersih juga. Maka bekal taqwa ini penting bagi pribadi kita masing-masing, walaupun tidak kelihatan oleh orang, tapi efeknya akan sangat besar bagi lembaga ini. Taqwa menjadi solusi atas jalan-jalan buntu yang kita hadapi.
Taqwa itu yang membuat amalan kita tidak sia-sia, tapi menjadi amal pemberat di hadapan Allah. Bukan hanya berefek kepada kita dan keluarga, tapi juga kepada lembaga.
Kedua, kita sengaja mulai dengan tilawah. Mohon benar-benar dimaksimalkan. Saat ust ada yang tilawah, kita berushaa mengikutinya dengan tadabbur dan betul betul memperhatikan. Karena ini yang akan berpengaruh pada keputusan keputusan besar kita dalam rapat. Fa Anshithu Wastami’u.. HP dan laptop ditutup. Benar-benar mendengar. Agar kita mendapat rahmat dari Allah. Adab kepada Al-Quran yang ingin kita tanamkan kepada anak kita mulai dengan diri kita sebagai pimpinan.
Ketiga, apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pimpinan yang sudah berusaha keras meluluskan anak kita dengan baik. Dengan segala keterbatasan, Alhamdulillah ada nilai lebih yang bisa kita berikan.
Ada 34 anak kita yang lolos SBMPTN 2021
Proses takhrij ini tidak akan bisa berjalan kecuali didukung oleh unit-unit yang lain yang luar biasa membimbing anak anak kita.
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ
“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 9:105)
Obsesi kita pertamakali adalah beramal untuk Allah, selalu punya rasa muraqabatullah. Yang kedua adalah membuat bangga Rasulullah, dan ketiga menjadi persembahan kepada orang-orang yang beriman.
Prestasi kita terlebih dahulu kita tujukan untuk orang orang beriman. Kita semua akan dikembalikan kepada Allah. Di situlah Allah menampakkan amal yang kita lakukan.
Karena keikhlasan maka amal biasa menjadi luar biasa di hadapan Allah.[]
Editor: Raihan Zadu Jihad