Klaten—Grup Sekolah Mutiara Bunda (Muda), Bandung, Jawa Barat, melakukan studi banding mengenai sistem pembelajaran Alquran di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ibnu Abbas Klaten, Kamis, (29/3/2018).
“Sejak 4 tahun lalu, pendiri sekolah ingin Grup Sekolah Muda lebih Islami. Walaupun tidak mencantumkan sebagai sekolah Islam. Di visi kami sudah ada kata Islami, namun belum maksimal implementasinya,” kata Kepala Divisi Humas Grup Sekolah Muda, Ariefianto S.Si.
Dikatakan, pihaknya bersama tim berkunjung ke Ibnu Abbas untuk mengetahui cara melakukan branding sekolah Islami. Sebab, di Bandung kompetitor Grup Sekolah Muda ialah sekolah-sekolah non muslim.
“Kami ingin melahirkan generasi Islam yang keren dan cerdas. Supaya mereka bisa menolong agama dan umatnya,” terangnya.
Pada 4 tahun ke belakang ini, lembaganya sudah mengintensifkan pendidikan Islam. Salah satu kendalanya, semakin ke sini pendidikan agamanya kurang sebab menggunakan kurikulum Diknas.
Dijelaskan, jenjang pendidikan di Grup Sekolah Muda mulai kelompok bermain hingga SMA. Model pendidikannya full day, dan menerima semua jenis murid termasuk yang inklusi.
“Sementara ini bentuk pembelajaran (hafalan) Qur’annya seminggu 3 kali untuk yang SD dan SMP, sedangkan SMA hanya sekali. Itupun masih ada yang mengeluh, karena mereka merasa terbebani dengan pelajaran umum,” ungkapnya.
“Kami datang ke sini perwakilan dari grup guru agama di SD, SMP dan SMA. Kami ingin belajar tentang pembelajaran Qur’an. Agar anak-anak lebih intensif lagi. Sebenarnya target kami tidak hanya murid namun juga para guru,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Direktur PPTQ Ibnu Abbas Klaten, Ustaz Ali Ghufron, SIP., menjelaskan sejarah model pendidikan yang pernah dilalui Ibnu Abbas. Mulai dari pendidikan plus hingga semi full day-boarding school dan akhirnya ditegaskan menjadi Pondok Pesantren Tahfidzlul Qur’an.
“Dalam pendidikan kita harus mempunyai branding dan posisi yang jelas,” terangnya.
Dikatakan, Grup Sekolah Muda sudah memiliki branding global smart dan terkenal dengan sekolah inklusi. Oleh karena itu, kalau ingin menonjolkan sisi Islami maka harus dilakukan penegasan. Hal itu agar ke depanhya jelas, sekolah ini mau dibawa kemana.
“Bila branding sekolah inklusi ini ditambahkan Islami dengan menguatkan hafalan Qur’an bagi murid maka akan bagus sekali,” pesannya.
Kemudian, Sekretaris PPTQ Ibnu Abbas Klaten, Ustaz Umarulfaruq Abubakar, Lc., M.H.I, menambahkan untuk mewujudkan pembejalaran tahfiz yang baik harus disiapkan program, manajemen dan lingkungan yang mendukung.
Pada kesempatan ini turut hadir Kepala Kuttab Ibnu Abbas Ustaz Deni Muharamdani, M.H.I. Setelah acara dialog selesai, acara dilanjutkan saling menukar cendera mata dan foto bersama.(RK)