Pasca wafatnya Pendiri PPTQ Ibnu Abbas Klaten, Dr. Muhammad Muinudinillah Basri, Lc. MA, estafet kepemimpinan berikutnya diamanahkan kepada murid sekaligus menantu beliau, Dr. Hakimuddin Salim, Lc. MA.
Ustadz muda asal Klaten ini, mengenyam pendidikan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Padangan (1993), MD Muhammadiyah Tahzhibus Shibyan Jatinom (1999), SDN Bonyokan 1 (1999), MTs Ponpes Islam Al-Mukmin Sukoharjo (2002), dan MA Ma’had Tahfizhul Qur’an Isykarima Karanganyar (2006).
Setahun kemudian, ia berhasil mendapatkan beasiswa di Universitas Islam Madinah. Ia lulus dari Fakultas Syari’ah pada tahun 2011 dengan predikat Summa Cumlaude, dengan judul skripsi: “Fathul Wahhāb fīl Farqi bainal Jihādi wal Irhāb” (Studi Fiqih Perbedaan Mendasar antara Jihad dan Terorisme).
Setelah itu, ia lulus seleksi untuk melanjutkan studi S2 di kampus yang sama pada Jurusan Ushul Tarbiyah, dan berhasil meraih predikat Summa Cumlaude, dengan judul tesis: “At-Tarbiyah Al-Jinsiyyah ‘inda Ibni Qoyyim Al-Jauziyah” (Pendidikan Seksual Menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah).
Selanjutnya, ia kembali mendapat beasiswa untuk studi S3 pada kampus dan jurusan yang sama. Hingga pada tahun 2019, ia berhasil mendapatkan predikat Mumtāz Ma’a Martabat Asy-Syaraf Al-Ūlā (Summa Cumlaude). Ia pun tercatat sebagai Doktor Pendidikan Islam pertama dari Asia Tenggara di kampus-kampus Arab Saudi.
Judul disertasinya adalah: “Al-Asālīb At-Tarbawiyah Al-Mustanbathah minal Qoshosh Al-Qur’āni wa Madā Mumārasati Mu’allimil Ma’āhid Al-Qur’āniyah fī Indonesia Lahā Ma’a Taqdim Tashowwur Muqtarah li Ta’zīzihā” (Metode Kependidikan Disimpulkan dari Kisah-Kisah dalam Al-Qur’an dan Tingkat Pengamalannya oleh Para Guru di Pesantren-Pesantren Al-Qur’an di Indonesia Beserta Rekomendasi Penguatannya).
Selain belajar formal di kampus, ia juga menimba ilmu dari para Ulama di Masjid Nabawi, seperti Syekh Abdul Muhsin Al-‘Abbad, Syekh Muhammad Nashir As-Suhaibany, Syekh Ibrohim Ar-Ruhaily dan Syekh Abdurrazaq Al-Badr. Ia juga bermulazamah dengan Syekh Abdulloh Al-Qodiri dan Syekh Yahya Al-Yahya.
Selain menuntut ilmu, Ustadz Hakim juga aktif berdakwah. Ia pernah menjadi Da’i di Hai’ah ‘Alamiyah Litta’rif bil Islam (World Islamic League), Punyuluh Haji di Maktab Ta’awuni (Departemen Agama Saudi), Penterjemah Digital Mujamma’ Al-Qur’an Malik Fahd, menulis di berbagai media cetak dan online, dan aktif membimbing jama’ah Haji dan Umroh, serta berdakwah kepada masyarakat Indonesia di berbagai kota seperti Khobar, Dammam, Madinah dan Riyadh.
Selama 12 tahun di Madinah, ia juga aktif di organisasi dan pergerakan mahasiswa. Tercatat ia pernah menjadi Editor Majalah Al-Bashiroh PPMI Madinah, Ketua DPD Madinah, Ketua Bidang Kaderisasi PIP Arab Saudi, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi dan tergabung dalam Komisi Sosial PPI Dunia.
Kini, selain memimpin PPTQ Ibnu Abbas Klaten, beliau juga tercatat sebagai dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Ketua Bidang Pembinaan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Komisi Fatwa MUI Klaten, Penasihat IPHI Klaten, DRT Dewan Syari’ah Kota Surakarta (DSKS), Pembina Forum Ma’ahid Qur’an Indonesia (FORMAQIN), Penasihat Sahabat Al-Aqsha, Dewan Syari’ah Nusantara Peduli, Konsultan Syari’ah Program Infaq Berkah, Dewan Syari’ah Nusantara Peduli, serta membina beberapa Yayasan Pendidikan Islam di Soloraya dan sekitarnya.