Tujuh gabungan organisasi sekolah menengah atas, yaitu OSIS PPTQ Ibnu Abbas Klaten, OSIS SMAIT Hidayah Klaten, OSIS MAN 1 Klaten, ROHIS MAN 2 Klaten, ROHIS SMAN 1 Klaten, ROHIS SMAN 1 Karanganom, dan ROHIS SMAN 2 Klaten telah menginisiasi diadakannya serangkaian kegiatan Kajian Remaja Islam (KRI) pada sabtu (18/02/2023)
Bertempat di Masjid Muinudinillah Basri, PPTQ Ibnu Abbas Kampus 2 Putra Troso, Karanganom , Klaten diikuti oleh hampir 2000 peserta dengan mengangkat tema yang bertajuk “Udah, nakal aja mumpung masih muda” bersama Guest Star seorang pendakwah muda yakni Alfa Abdurrahman atau lebih dikenal dengan nama Hawariyyun.
Kegiatan Kajian Remaja Islam ini tidak hanya berisi pemaparan materi saja, tetapi juga menyajikan kegiatan lain yang dilaksanakan sebelum dan setelah kegiatan inti. Seperti Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh ketua MPK, OSIS, maupun ROHIS dari berbagai sekolah, bazar yang bekerjasama dengan UMKM lokal, donor darah yang bekerjasama dengan PMI Klaten, dan nasyid yang dibawakan oleh grup Nasyid Nusantara Semarang dan Nasyid Ya Asyiqol guna memeriahkan acara.
Hal yang melatarbelakangi diadakannya Kajian Remaja Islam adalah karena semakin gencarnya degradasi moral yang menjalar di lapisan masyarakat terutama generasi muda. Kesadaran mengenai urgensi peran pemuda perlahan mulai luntur seiring teknologi yang terkadang membawa dampak yang tak selalu baik, juga turunnya semangat menuntut ilmu, rasa empati, dan minusnya pemahaman keagamaan juga menjadi faktor utama dari permasalahan tersebut.
Kajian terebut membahas tentang problematika sosial yang paling disoroti yakni kelakuan para remaja yang semakin lama terkesan ‘tak mau diatur’. Berbuat seenaknya tanpa tahu bahwa sebenarnya apapun yang mereka lakukan akan berdampak bagi hal-hal kedepannya.
“Kalau ingin hidup nyaman bersusah-susahlah, kalau ingin hidup susah bersenang-senanglah,” ungkap Ust Hawariyyun.
Dengan demikian sudah seharusnya para remaja memahami algoritma kehidupan sehingga meminimalisasi terjadinya fenomena tersebut. Tentu dengan zaman yang penuh perubahan terkadang membuat kita tidak punya pilihan selain mengikuti arusnya, padahal perlu dicermati lagi tidak semua perubahan harus diikuti.
Hawariyyunpun turut menyertakan contoh studi kasus yang mewakili benak para pendengar yang hadir, seperti trending yang tak bermanfaat, konten yang mengatasnamakan, ‘yang penting viral’ juga dengan percaya dirinya pemuda pemudi zaman sekarang mengekspos pacaran tanpa ada rasa malu sekecilpun. Gaya pakaian yang diatur dunia, perkataan kasar yang begitu mudah dilafalkan, termasuk dalam permasalahan remaja yang kini dinormalisasikan dengan dalih agar tidak gengsi di arus zaman. Dalam hal ini, penting bagi remaja untuk memiliki nilai diri dan prinsip islam yang kuat agar dapat membaur tanpa melebur.
“Dunia itu keras dan hidup itu penuh perubahan, kalau kita nggak berubah kita punah, dan kalau ingin berubah, ketahui dulu dunia sedang berubah kearah mana,” tutup beliau. (Nabila Khairunnisa & Ullysabin Ramadhani)