G
N
I
D
A
O
L

BSMI Pusat Kunjungi PPTQ Ibnu Abbas Klaten

ibnuabbasklaten.com- Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an (PPTQ) Ibnu Abbas Klaten menerima kunjungan dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Pusat pada senin siang (18/11/2024). Selain untuk silaturahmi, kedatangan rombongan BSMI juga untuk memberikan sosialisasi kesehatan bagi para santriwati Ibnu Abbas.

Bertempat di Aula Lantai 2 Kampus 1 PPTQ Ibnu Abbas Klaten, 21 santriwati Ibnu Abbas menyambut dengan suka cita kedatangan rombongan BSMI. Turut pula dihadiri Sekretaris PPTQ Ibnu Abbas Klaten, Ustadz Dr Umarulfaruq Abubakar Lc MHI, Kepala Bidang Kesehatan dr Miftahul Jannah Salwah Ummah, Kepala Kesantrian Putri, Ustadzah Dr Elly Damaiwati MPd dan asatidzah Ibnu Abbas lainnya.

Dalam sambutannya, Ustadz Umarulfaruq Abubakar mengungkapkan kebahagiaan atas kunjungan Prof. Dr. Basuki dan Dr. Prita dan Tim BSMI, di sela-sela kegiatan peringatan Hari Kesehatan Nasional sekaligus Milad ke-18 Klinik Pratama BSMI Prambanan.

“Semoga ini bukan kunjungan pertama sekaligus terakhir. Ke depan, kami sangat berharap Prof. Basuki dan Dr. Prita dapat terus memberi inspirasi para santri, khusus dalam perjuangan dan solidaritas kemanusiaan di tingkat nasional maupun internasional,” Ujar Ust Umar.

Setelah sambutan dari Ustadz Umar, Dilanjutkan pemaparan dari Bendahara BSMI Pusat, dr Prita Kusumaningsih SpOG dan Ketua Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA), Prof Dr dr Basuki Supartono SpOT FICS MARS.

Dalam awal pemaparannya dr Prita memuji BSMR yang berada di PPTQ Ibnu Abbas Klaten, Menurutnya BSMR Ibnu Abbas lebih maju ketimbang BSMR di Provinsi lainnya.

“Sebetulnya Bulan Sabit Merah Remaja (BSMR) dengan Palang Merah Remaja (PMR) itu sama dan masing-masing memiliki organisasi induknya,” lanjut beliau.

dr Prita juga menjelaskan logo bulan sabit merah berawal dari Perang Salib dan diadopsi oleh Kekaisaran Ottoman pada tahun 1876 selama perang Rusia-Turki. Pada tahun 1929, Konvensi Jenewa mengakui Bulan Sabit Merah sebagai simbol resmi di samping Palang Merah.

“Lambang Bulan Sabit Merah Internasional beda dengan lambang yang kalian pakai. Kalau Internasional tidak ada tulisannya hanya gambar Bulan Sabit Merah, Kalau yang kita pakai itu ada tulisannya. Ini untuk membedakan untuk mencerminkan identitas nasional Indonesia,” tutupnya.

Setelah pemaparan dari dr Prita, Ketua Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA), Prof Dr dr Basuki Supartono SpOT FICS MARS menceritakan pengalamannya dalam aksi kemanusian di luar negeri.

“Tahun 2004, saya memimpin dari rombongan aksi kemanusiaan di Baghdad, Iraq (waktu itu terjadi Perang Iraq-Amerika). Pada saat sampai di perbatasan rombongan ditolak karena tidak melihat kami memakai atribut Bulan Sabit Merah Internasional. Selang berapa lama akhirnya rombongan diijinkan masuk ke Iraq,” ungkap beliau.

Prof Dr Basuki memberikan pesan kepada santriwati bahwasannya kalau mau ikut dalam aksi kemanusian haruslah memiliki niat yang mulia. Ia juga menekan bahwa niat itu untuk membantu sesama.

Selain sesi materi, kunjungan ini juga diisi dengan sharing-sharing pengalaman menjadi relawan kemanusiaan di dalam maupun diluar negeri. Beberapa santriwati memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya terkait seputar kegiatan BSMI di dalam maupun di luar negeri.

Kunjungan BSMI ini ditutup dengan pemberian cindramata dan foto bersama.