Klaten—Dalam mewujudkan kader dakwah yang tangguh tidak hanya disampaikan di belakang meja. Untuk itu perlu dibentuk melalui pendidikan di luar kelas.
“Ini sesuai visi misi kita, khususnya misi dalam poin ke 4 yakni menyiapkan kader dakwah yang tangguh. Maka mereka kita terjunkan ke masyarakat,” kata Penanggung Jawab Mukhoyyam Tarbawi Kelas 10 dan 11 PPTQ Ibnu Abbas Klaten, Ustaz Drs. Tukimin AF, MA., Senin, (2/4/2018).
Belum lama ini, Rabu-Kamis, (28-29/3) PPTQ Ibnu Abbs Klaten menyelenggarakan program mukhoyyam tarbawi kelas 10 dan 11. Program tersebut dalam bentuk kegiatan Susur Pantai di Yogyakarta untuk santri putri dan Pendakian Gunung Merbabu untuk santri putra.
Menurut Ustaz Tukimin, kegiatan ini selain bernilai pendidikan untuk jasadiyah juga melatih pengelolaan emosi. Biasanya, imbuh beliau, seseorang dalam keadaan capek dan lapar akan muncul sifat-sifat aslinya.
“Kemarin beberapa santri muncul sifat-sifat asli yang membutuhkan sentuhan tarbawi. Setelah diberikan tausyiah, mereka senyum kembali,” ujarnya.
Dijelaskan, kegiatan tersebut di satu sisi memang membantu syiar pondok ke masyarakat. Namun di sisi lain juga membantu para santri untuk menjadi pemimpin yang handal.
“Filososinya berlatih rekoso (berat) tidak untuk hidup rekoso. Namun manfaatnya, kalau berhadapan dengan hal yang tersulit mereka sudah terbiasa,” terangnya.
Pada kesempatan, ini santri selain dilatih kedisiplinan dan kekompakan juga kepedulian, baik sesama teman maupun masyarakat sekitar. Menurut Ustaz Tukimin, santri putri memberikan bantuan ke masayrakat berupa kebutuhan pokok dan santri putra memberikan peralatan shalat di masjid.
“Saya berharap nilai-nilai kebaikan yang didapatkan, ke depannya bisa diaplikasikan di masyarakat,” paparnya.
Seru dan Kuatkan Keimanan
Sementara itu, salah satu peserta susur pantai, Aisyah Muthmainah, mengatakan, kegiatan ini seru dan memberikan pengalaman baru.
“Dulu pernah susur sungai, namun kali ini sangat berbeda. Kami naik turun bukit dan melihat pemandangan yang wow,” ujar santri kelas 10 asal Semarang ini.
Pada hari pertama, diberikan beberapa materi yang instrukturnya dari Yogyakarta salah satunya mengenai perempuan siaga. Sedangkan, hari ke dua acara inti susur pantai.
“Sebagai perempuan, materi tersebut sangat penting bagi kami untuk bisa menjaga diri,” paparnya.
Kemudian, Anggita Ningtyas, juga merasakan hal yang sama bahwa kegiatan tersebut memberikan pengalaman yang luar biasa. Terutama merasakan keindahan alam di sepanjang pantai yang dilalui.
“Di sana (pantai) suasananya sungguh indah,” terang santri kelas 10 asal Cilacap ini.
Ia menjelaskan acara tersebut juga mendidiknya untuk menjadi santri yang disipilin, bisa kerja sama dan melatih kepedulian sesama teman.
Aisyah dan Anggita sependapat, melalui kegiatan tersebut dapat merasakan besarnya kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT). Mereka teringkat firman Allah SWT yang ayatnya sering diulang-ulang pada Surah Ar Rahman, artinya Maka nikmat dari Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
“Kami harap kegiatan seperti ini diadakan lagi. Terutama, jarak pantainya diperpanjang. Selain itu, untuk sesi materi lebih diperbanyak prakteknya,” pungkas kedua santri ini.(RK)