ibnuabbasklaten.com – Badan Eksekutif Mahasantri Ma’had ‘Aly Ibnu Abbas Klaten (BEM-Mahibba) sukses menyelenggarakan Seminar Pendidikan yang berlangsung di Aula lantai 3 Kampus 1 PPTQ Ibnu Abbas Klaten, Sabtu (10/8/2024)
Acara seminar pendidikan mengambil tema Saatnya Gen Z Mendidik “Kenali Diri, Temukan Solusi, Bangun Generasi” dan diikuti oleh 145 orang peserta dan mengundang 2 narasumber yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.
Ustadz Budiman Mustofa Lc MPI selaku Kepala Ma’had ‘Aly Ibnu Abbas dalam sambutannya menyampaikan Ma’had ‘Aly Ibnu Abbas sebagai unit pendidikan dari PPTQ Ibnu Abbas Klaten ingin menghadirkan sesuatu yang solutif dan kontributif untuk permasalahan-permasalahan dalam masyarakat.
“Semoga lewat acara ini semua perserta mendapatkan ilmu dari 2 narusumber yang dihadirkan Barakallahufikum, ” ucap Ustadz Budiman.
Sambutan yang selanjutnya disampaikan oleh Direktur PPTQ Ibnu Abbas Klaten, KH Muhammad Uqbah Aziz LC MH memaparkan tentang 3 hal yang memberikan kerusakan yang besar. Ketiga hal itu pertama karena ketidak teraturannya ekonomi, kedua adanya ketidakharmonisan satu dengan yang lain dimasyarakat, dan terakhir muncul fanatik buta dan terlalu mengagungkan golongan masing-masing.
Pembahasan pertama mengenai refleksi untuk masa kini dan masa depan yang disampaikan oleh Audi Ahmad Rikardi SPsi MA, dosen Psiokologi dari Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dalam paparannya beliau menjelaskan bagaimana generasi Z (Gen-Z) yang menginginkan sesuatu dalam hal sehari-hari.
“Gen-Z ini menggangap dunia maya seperti dunia yang sesungguhnya, cenderung lebih menikmati konten-konten video berdurasi pendek, suka jalan-jalan untuk meredakan stres dan Gen-Z merupakan generasi yang mager,” ungkapnya.
Topik selanjutnya disampaikan oleh Prof Dr H Muhammad Munadi SPd MPd (Guru Besar UIN Raden Mas Said Surakarta), diawali penjelasan singkat pengertian dari Gen-Z.
“Gen-Z merupakan seseorang yang lahir diantara rentang tahun 1996 hingga 2012,” ujar Prof Munadi.
Prof Munadi melanjutkan bahwa Gen-Z memiliki karakteristik secara umum yakni lahir dan hidup di dua dunia yang berbeda, dunia nyata dan dunia maya. Selain itu, Gen-Z memiliki sikap inklusif, menghargai keragaman dan terbuka terhadap perubahan serta sadar akan lingkungan dan kesehatan mental.
“Generasi ini juga disebut rentan stress,” ujarnya
Prof Munadi menyimpulkan bawah Gen-Z adalah generasi yang penuh potensi dan membawa angin segar bagi dunia. Menurutnya, dengan memahami karakteristik dan tantangan yang mereka hadapi, kita dapat membangun hubungan yang lebih baik dan menciptakan masa depan yang lebih baik bersama.[]