G
N
I
D
A
O
L

Awas, Salah Jalan

Awas, Salah Jalan

Oleh : Kayyis Hawari – Alumni SMPIT Ibnu Abbas Klaten

[Kaidah #1| Awas, Salah Jalan]
Seorang pemuda desa, suatu hari pergi ke kota untuk menghadiri suatu pengajian.Alamat tempat akan diadakan pun telah lengkap ia ketahui. Namun,masalahnya ia tak tahu arah yang harus dituju agar sampai kesana. Maklum,ini baru pertama kalinya ia pergi ke kota, sendirian pula. Akhirnya, setelah lama merenung, pemuda desa itu memberanikan diri untuk bertanya pada orang lain.

Ah, ia melihat seorang bapak tua tengah duduk tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dihampirinya dengan setengah keraguan, dan pertanyaan pertama pun terlontar dengan nada pelan.

“Maaf pak, mau tanya”
“Ada apa dek?” jawab bapak tua tersebut
“Anu, mau tanya kalau jalan ini. Dimana ya pak?” katanya sambil menyodorkan secarik kertas bertuliskan alamat tempat pengajian yang dituju
“Hm…” bapak itu bergumam sambil berfikir,”kalau alamat ini adek bisa lurus dari sini, nanti ada perempatan, masih lurus, trus ada perempatan lagi,baru belok kanan. Nanti ada toko buku, nah sampingnya toko buku persis ada masjid. Disitu tempatnya”
Pemuda tadi hanya mangut-mangut. Memperhatikan jawaban sang bapak dengan seksama.
“Oh, gitu. Makasih ya pak”

Setelah mengucap terima kasih, ia pergi dengan perasaan senang karena akan segera sampai ke tempat tujuan. Tentunya, sambil mengingat-ngingat bahwa perempatannya ada dua. Nah, di perempatan pertama masih lurus, baru di perempatan kedua baru belok kanan.

Cerita di atas hanya ilustrasi semata. Jika terjadi kesamaan tempat dan peristiwa di luar tanggung jawab saya. Hehehhe.. Oh ya, kira-kira bagaimana endingnya? Apakah pemuda desa tersebut akan sampai di tempat pengajian? Kalau ia mengikuti arahan dari bapak tua itu, insya Allah akan sampai, tapi jika dalam perjalanannya tergoda untuk belok di perempatan pertama dengan niatan siapa tau lebih cepet, enggak tau bakal sampai atau enggak.. lah wong dia baru pertama kali ke kota!

“Man Saara ‘ala ad-Darbi wa Shala”, sesiapa berjalan di jalan yang tepat ia akan sampai. Seperti kisah di atas bukan? Begitulah kita hidup. Jika kita ingin mencapai sesuatu, usahakan kita berada di jalur yang tepat untuk sampai kesana. Misalnya kita ingin menjadi dokter, maka jalan yang tepat adalah kuliah di kedokteran. Jika ingin menjadi diplomat maka kuliahlah di jurusan hubungan internasional. Jika ingin mendalami ilmu fiqh,hadist,syariah, belajarlah di tempat yang mengajarkan itu semua. Jika ingin menghafal quran, carilah tempat yang pas, agar bisa segera hafal quran.

Selalu begitu. Keinginan kita adalah tujuannya. Untuk memperolehnya tentu harus melewati jalan yang sesuai, agar cepat sampai dan tidak tersesat. Maka, dari #KaidahSederhana ini, kita belajar, untuk kembali mengingat tujuan dan melihat apakah sudah benar jalan yang ditempuh. Jika sudah, maka teruskanlah, kalau belum segera tanyakan pada orang yang tau,sebelum tersesat lebih jauh, sebelum terlambat untuk kemudian berjalan di jalan yang tepat.Karena hidup kita adalah sebuah perjalanan, kan sayang kalau ternyata kita salah jalan. Niat hati mau ke Surga, eh malah lewat jalur ke Neraka, bahaya!

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *