G
N
I
D
A
O
L

Untuk Membangkitkan Semangat Literasi Sejak Dini, Santri Kuttab Ikuti IHT Kepenulisan

Barangkali benar petuah tua bijak mengatakan, orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis maka ia akan hilang dari catatan tinta sejarah. Karena menulis adalah kerja-kerja keabadian. Semangat literasi yang ditanamkan sejak dini diharapkan akan memantik laihrnya karya-karya bagi santri sekaligus budaya literasi bagi masing-masing santri, bukan sekedar memupuk kegiatan literasi tapi mengupayakan lahirnya budaya literasi. Oleh karenanya Kuttab Ibnu Abbas Klaten berupaya memanifestasikan visi tersebut pada kegiatan In House Training Kepenulisan yang bertajuk “Jika Kau Bukan Anak Raja, Juga Bukan Anak Ulama Besar, Maka Menulislah!”. Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Ustadz Kusyaeni, S. Pd. I selaku Kepala Kuttab Ibnu Abbas Klaten pada pembukaan acara tersebut. Beliau menyampaikan para santri harus mampu untuk menciptakan karya serta memantik para asatidzah untuk juga turut berkarya.

Pelatihan menulis yang diadakan pada 20 Agustus 2022 (20/08) di Aula Ibnu Abbas Belangwetan ini diikuti sebanyak 51 peserta yang terdiri dari santri kelas 6 (enam/saadis) dan asatidzah Kuttab Ibnu Abbas Klaten. Sekaligus sebagai agenda pembukaan kelas ekstrakurikuler menulis yang diadakan oleh Kuttab Ibnu Abbas Klaten. Setiap santri diajak untuk dapat mengasah kemampuan literasi mereka melalui agenda tersebut dan selanjutnya dalam agenda-agenda rutin ekstrakulikuler menulis.

 

Kegiatan ini dipandu oleh seorang penulis nasional ternama yang sudah melanglang buana kemana-mana, Ustadz Cahyadi Takariawan. Penulis buku seri “Wonderful Family” tersebut menuturkan paduan kisah beliau dalam menempuh jalan menjadi seorang penulis yang pada akhirnya terkenal seantero Nusantara bahkan mancanegara. Penulis yang berkelahiran di Karangpandan, Karanganyar ini menyampaikan motivasi kepada para santri Kuttab Ibnu Abbas Klaten untuk bisa menulis barangkali setidaknya sekali untuk dibukukan sebagai kenang-kenangan pada peradaban.

Sepak terjang beliau yang pernah aktif dimana-mana termasuk salah satunya menjadi “santri kalong” di Pesantren Mahasiswa Budi Mulia Yogyakarta dan Pesantren Sabilul Khairat, Kabupaten Semarang serta ngaji “sorogan” langsung kepada para Ustadz dan Kyai di Yogya dan Jawa Tengah menghantarkan beliau untuk mampu mengais pengalaman dalam urusan tulis-menulis. Akhirnya beliau mampu menuliskan dengan apik dan gampang pada setiap buku atau tulisannya.

Cerita perjalanan hidup yang beliau sampaikan bertujuan menumbuhkan semangat para santri dan asatidzah untuk menghasilkan karya-karya. Beliau mengajak para audiens untuk melakukan praktik kecil menulis dengan cara merangkai cerita melalui beberapa kata yang sudah dipilih sendiri oleh peserta dengan tuntunan Ustadz Cahyadi Takariawan. Banyak imajinasi yang mengapung di ruangan dari para peserta demi memenuhi rangkaian cerita yang ditugaskan. Penyampaian yang menarik oleh Ustadz Cahyadi Takariawan membuat riuh rendah pertanyaan datang dari para santri dan juga oleh para asatidzah Kuttab. Antusiasme pertanyaan dijawab satu per satu hingga tak terasa waktu tandas begitu saja menyisakan rasa kurang puas dari para peserta karena menginginkan lebih lama dan panjang lagi.

Antusiasme peserta ditutup dengan acara foto bersama dengan Ustadz Cahyadi Takariawan.

Kontributor: Andhika Kusuma W., A.Md, Ak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *